TOMOHON | BIN 08
Hari Guru Nasional tahun ini menjadi momen reflektif bagi Nancy Tuelah, S.Pd, Kepala Sekolah SD GMIM III Tomohon, yang telah menapaki perjalanan panjang lebih dari dua dekade di dunia pendidikan.
Bagi Nancy, profesi guru bukan sekadar pekerjaan, tetapi panggilan hati.
“Selama lebih dari 20 tahun, saya belajar bahwa setiap anak punya cara dan karakter unik dalam menerima pelajaran. Itu yang membuat dunia pendidikan tidak pernah membosankan,” ujarnya.
Nancy mengingat awal masa pengabdiannya yang penuh keterbatasan. Kala itu, fasilitas belajar belum sebaik sekarang. Namun justru di situlah ia menemukan makna sejati menjadi pendidik — berkreasi dengan apa yang ada, dan tetap bersemangat untuk membimbing anak-anak.
Kini, tantangan berbeda datang dari perubahan zaman dan kemajuan teknologi.
“Kalau dulu saya harus menulis berulang di papan tulis, sekarang saya harus belajar menggunakan media digital. Tapi esensinya tetap sama — bagaimana membuat anak-anak senang belajar,” katanya sambil tersenyum.
Ia menegaskan bahwa seorang guru tidak hanya mengajar ilmu pengetahuan, tapi juga menjadi panutan dalam sikap dan nilai-nilai kehidupan.
“Guru itu bukan hanya mengajar, tapi membentuk karakter. Itulah tanggung jawab moral terbesar kami,” tambah Nancy.
Dalam momentum Hari Guru Nasional ini, Nancy berharap perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan dan pelatihan guru semakin ditingkatkan.
“Kami ingin terus belajar dan berkembang. Dukungan pemerintah sangat berarti bagi peningkatan kualitas pendidikan,” ujarnya.
Peringatan Hari Guru di SD GMIM III Tomohon sendiri berlangsung meriah. Para siswa mempersembahkan lagu, puisi, dan karya seni sebagai ungkapan terima kasih kepada para guru yang telah membimbing mereka dengan penuh kasih.
(ACEL)


















